Profil Mood atau Mental Set Kondisi Psikis (Kejiwaan) Atlet
Salam sobat pembaca. Seorang atlet bisa menampilkan performa maksimal jika memiliki kestabilan psikis dalam berbagai situasi. Dalam latihan, bukan hanya fisik saja yang diberikan melainkan kondisi psikis juga dilatihkan supaya memiliki kemampuan untuk mengontrol kondisi psikisnya. Karena sejatinya bahwa jika psikis sudah kacau maka fisik juga akan mengikuti, beda halnya ketika fisik cedera tidak terlalu parah tetapi psikisnya terus mendorong supaya tetap bertahan maka biasanya seorang atlet akan terus berjuang. Komponen psikis sebenarnya banyak sekali, salah satunya adalah Mood atau mental set.
Profil Mood atau Mental Set
Pengertian mengenai mood atau mental set ini adalah suasana mental yang berkaitan dengan respons emosional seperti yang dialami seseorang sehubungan dengan kegiatan sehari-hari yang selanjutnya mempengaruhi performa tugas kerja. Suasana ini menyebabkan performa menjadi turun.
Profil mood di kalangan atlet elit dapat digunakan untuk beberapa maksud sebagai berikut :
a. memantau secara umum keadaan jiwa atlet
b. dapat dipakai sebagai bahan diskusi selama musim-musim pembinaan
c. sebagian bahan untuk memberikan perlakuan yang tepat kepada atlet sesuai dengan masalah yang dihadapi
d. mengidentifikasi wilayah masalah pada waktu sedini mungkin
e. memantau mood official tim dan pengurus organisasi
f. memantau beban/latihan
g. mengidentifikasi atlet yang mengalami overtraining
h. memantau rehabilitasi dari keadaan overtraining
i. memantau respon emosi terhadap cedera
j. meramalkan prestasi
k. memberikan kontribusi kepada latihan mental secara perorangan
Butir-butir yang diungkapkan dalam profil mood atlet adalah butir-butir sebagai indikasi keadaan kejiwaan atlet yang meliputi :
a. kelelahan (KLH)
Kelelahan merupakan gejala yang biasa dalam kehidupan sehari-hari, terlebih bagi seorang atlet. Jika terjadi kelelahan maka output atau hasil kerja akan menurun. Selain itu kita dapat memantau keadaan kondisi fisik yang berkaitan dengan perasaan lelah, baik dalam pengertian lelah yang sebenarnya maupun lelah semu. Ciri kondisi fisik atlet yang terlatih adalah terjadi proses pemulihan kelelahan yang cepat. Namun demikian bisa terjadi sebaliknya kalau atlet mengalami overtraining.
b. suasana marah (AMR)
Amarah merupakan respons emosional yang harus terkendali karena dapat menurunkan prestasi kerja seseorang. Dalam situasi marah yang tidak terkendali seseorang merasa jengkel, bercampur kecewa, dan bahkan berprilaku agresif. Keadaan ini menggangu hubungan sosial dengan orang lain.
c. perasaan siap, energik dan penuh tenaga (PES)
perasaan siap penuh tenaga dapat dirasakan seolah-olah kita merasa kelebihan tenaga. Perasaan ini bercampur dengan rasa optimis dan penuh vitalitas. Di samping itu kita merasa tegar dan siaga.
d. ketegangan (KTG)
Perasaan tegang pada taraf tertentu memang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas. Ketegangan itu dapat meningkat dan bahkan memuncak sehingga justru memperendah prestasi seseorang.
e. penilaian diri (PDR)
Penilaian diri adalah kesan secara pribadi tentang kemampuan atau kelemahan diri sendiri. Ada orang yang selalu menilai dirinya tidak mampu atau lebih rendah dari orang lain. Penilaian yang bersifat negatif memperendah kemampuannya ditandai dengan sikap pesimis atau berfikir negatif. Sebagai kebalikannya adalah sikap optimis dan kepercayaan diri.
f. suasana bingung (SSB)
Suasana bingung, pikiran buntu dapat terjadi dengan indikasi seseorang tidak mampu berpikir jernih dan keputusannya serba salah. Keadaan ini bisa jadi karena terlampau banyak informasi atau suasana yang sangat menekan atau situasi dilematis yang menyulitkan seseorang sukar membuat keputusan atau lambat untuk membuat alternatif.
g. depresi (DPS)
Depresi adalah suasana kejiwaan yang tertekan dan dirasakan sangat mengganggu seseorang. Dalam situasi tersebut hubungan sosial menjadi terganggu, sementara berbagai bentuk kekecewaan sukar dilupakan. Hubungan sosial yang terganggu dapat terjadi karena seseorang merasa tidak berharga, dimusuhi atau dikucilkan oleh lingkungannya. Pada tingkat yang lebih berat, gejala depresi dapat berkembang lebih parah dan memerlukan penanganan secara khusus oleh psikolog.
Suasana kejiwaan dapat dinilai dan dilaporkan oleh seseorang seperti atlet atau juga pelatih. Jadi lebih sesuai digunakan sebagai teknik evaluasi diri. Sangat lebih tepat bahwa atlet itulah yang melaporkan apa yang dirasakannya. Berdasarkan indikasi yang tercakup dalam 7 butir tersebut maka dikembangkan 35 butir tes.
Untuk Format Tes Psikis (Kejiwaan) Mood atau Mental Set Atlet bisa dilihat pada artikel Instrumen Tes Psikis (Kejiwaan) Mood atau Mental Set Atlet (Evaluasi Diri)
Mantap
BalasHapus