Prinsip-prinsip Latihan
Melanjutkan postingan sebelumnya mengenai kepelatihan (coaching). Penjelasan berikutnya adalah mengenai prinsip-prinsip latihan yang harus dipegang oleh pelatih dan dijadikan aturan atau batasan untuk membuat sebuah program latihan dalam upaya meningkatkan performa atlet yang dibinanya. Dengan adanya prinsip latihan, maka pelatih akan bisa memberikan program latihan tepat sasaran dan tidak ngawur seenaknya saja.
Prinsip-Prinsip Latihan.
Prinsip beban lebih (overload) : prinsip ini menjelaskan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah secara periodik dan progresif ditingkatkan. Kalau beban latihan tidak pernah ditambah, maka berapa lamapun dan berapa seringpun atlet berlatih, prestasi tak mungkin akan meningkat.
Intensitas latihan : atlet haruslah dilatih melalui suatu program latihan yang intensif dilandaskan pada prinsip overloadyang secara progresif menambahkan beban kerja , jumlah pengulangan gerakan (repetisi), serta kadar intensitas dari repetisi tersebut.
Kualitas latihan : intensitas latihan tidaklah cukup kalau latihan tidak berkualitas atau bermutu. setiap latihan harus berisi dril-dril yang bermanfaat, bermutu dan jelas arah serta tujuannya.
Variasi latihan : untuk mencegah kebosanan berlatih, pelatih harus kreatif dan pandai mencari dan menerapkan variasi-variasi dalam latihan, misalnya bentuk-bentuk permainan dengan bola, hiking, berlatih di pegunungan, cross country, dsb.
Densitas latihan : densitas atau kerapnya latihan mengacu pada hubungan yang dinyatakan antara kerja dan fase istirahat dalam latihan. Densitas latihan yang cukup antara dua rangsangan latihan akan menjamin efisiensi latihan sehingga menghindarkan atlet dari kelelahan yang berlebihan.
Volume latihan : volume latihan mengacu kepada kuantitas atau banyaknya materi dan bentuk-bentuk latihan yang diberikan kepada atlet. Volume latihan yang tinggi di tahap-tahap permulaan latihan merupakan faktor determinan bagaimana atlet akan berkiprah di tahap-tahap akhir pertandingan.
Prinsip overkompensasi : menganjurkan agar atlet pada waktu pertandingan berada pada tahap overkompensasi, oleh karena pada tahap ini atlet memiliki energi yang paling tinggi.
Prinsip perkembangan multilateral : menganjurkan agar anak usia dini jangan terlalu cepat di spesialisasikan pada satu cabang olahraga, namun dibebaskan untuk mengembangkan dirinya secara multilateral, baik fisik, mental, maupun aspek sosial.
Prinsip spesifik : manfaat maksimal yang bisa diperoleh dari rangsangan latihan hanya akan terjadi kalau rangsangan tersebut mirip dengan gerakan-gerakan yang dilakukan dalam cabang olahraga yang ditekuninya.
Prinsip reversibility : kalau kita berhenti berlatih, tubuh kita akan kembali ke keadaan semula atau kondisi kita tidak akan meningkat.
Berpikir positif : hati kita positif maka perilaku kita juga akan berubah menjadi positif, begitu pula sebaliknya.
Demikian beberapa prinsip dasar yang perlu dipatuhi pelatih dalam melatih atlet yang dibinanya, supaya mereka bisa mencapai prestasi maksimal.
Terima kasih.
Post a Comment