Penilaian Kondisi Fisik Dasar Atlet Tiap Cabang Olahraga
Penilaian Kondisi Fisik Dasar Atlet Tiap Cabang Olahraga. Salam pembaca dunia olahraga. Setelah beberapa postingan sebelumnya mengenai bentuk latihan HIIT, postingan berikut ini mengenai petunjuk penilaian kondisi fisik setelah diukur melalui beberapa instrumen tes yang sudah di posting sebelumnya.
Setelah di tes maka data yang didapat harus diolah dan nantinya akan ada interpretasi dari data tersebut sehingga data yang dihasilkan bisa memberikan gambaran mengenai kualitas kondisi fisik seseorang dan nantinya bisa menjadi bahan evaluasi bagi orang tersebut atau bagi pelatih, guru dsb.
Setelah di tes maka data yang didapat harus diolah dan nantinya akan ada interpretasi dari data tersebut sehingga data yang dihasilkan bisa memberikan gambaran mengenai kualitas kondisi fisik seseorang dan nantinya bisa menjadi bahan evaluasi bagi orang tersebut atau bagi pelatih, guru dsb.
Untuk mendapatkan gambaran hasil dari beberapa tes kondisi fisik, maka dibutuhkan prosedur yang harus dilalui untuk bisa menjelaskan makna dari data tersebut berdasar pada kriteria-kriteria tiap item tes yang dilakukan. Kriteria penilaian yang akan digunakan mengacu pada norma yang telah dipakai untuk memberikan nilai-nilai dari setiap skor butir-butir tes, dengan kategori sempurna, baik sekali, baik, cukup dan kurang.
Norma untuk menilai hasil pengukuran atlet putera dan puteri masing-masing menggunakan norma yang berbeda. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa untuk menafsirkan kebermaknaan skor tes fisik dasar menggunakan norma penilaian komponen fisik baik untuk putera maupun puteri secara terpisah.
Norma untuk tes fisik dasar tiap cabang olahraga sudah di posting di web ini, silahkan dilihat di kategori instrumen tes.
Memberikan nilai untuk setiap skor yang diperoleh dari setiap butir tes, dilakukan dengan menotasikan skor tes tersebut dengan norma penilaian yang sesuai dengan jenis kelamin testee pada cabang olahraga yang bersangkutan, sehingga diperoleh kedudukan kategori skor tersebut dan bobo nilainya.
Konversi nilai dari setiap kategori komponen kondisi fisik adalah sebagai berikut :
Tabel Konversi Nilai
Kategori | Konversi Nilai |
Sempurna | 10 |
Baik Sekali | 8 |
Baik | 6 |
Cukup | 4 |
Kurang | 2 |
Menentukan nilai kondisi fisik
Untuk menentukan nilai secara keseluruhan kondisi fisik atlet, dilakukan dengan cara :
1. Menjumlahkan konversi nilai skor dari setiap komponen kondisi fisik atlet tersebut.
2. Hasil jumlah tersebut dalam butir di atas dibagi dengan banyaknya komponen fisik dari cabang olahraga yang bersangkutan.
3. Hasil ini kemudian dinotasikan ke dalam tabel kategori status kondisi fisik atlet tersebut dalam tabel berikut :Tabel Kategori Fisik
Rentang Skor | Kategori Kemampuan |
9,6-10 | Sempurna |
8,0-9,5 | Baik Sekali |
6,0-7,9 | Baik |
4,0-5,9 | Cukup |
2,0-3,9 | Kurang |
Contoh : Ahmad Atlet Anggar, telah mengikuti Tes Kemampuan Kondisi Fisik dan hasil pengukurannya adalah
No. | Komponen Fisik | Teknik Pengukuran | Hasil | Kategori | Konversi Nilai |
1 | Kekuatan Otot Lengan dan Bahu | Hand Dynamometer | 32 | Cukup | 4 |
2 | Kekuatan Otot Tungkai | Leg Dynamometer | 220 | Baik | 6 |
3 | Daya Tahan Otot Lengan dan Bahu | Push Up | 80 | Baik Sekali | 8 |
4 | Daya Tahan Otot Perut | Sit Up | 85 | Baik Sekali | 8 |
5 | Daya Tahan Otot Tungkai | Squat Jump | 48 | Baik | 6 |
6 | Daya Tahan Umum (Kardio Vaskuler) | Lari 15 Menit | 54 | Baik | 6 |
Total Konversi | 38 |
Hasil ini kemudian dinotasikan ke dalam Tabel Kategori Fisik, ternyata skor tersebut termasuk kategori baik.
Post a Comment