Pengukuran Tes VO2Max Dengan Yo-Yo Intermittent Recovery Tes
Yo-Yo Intermittent Recovery Tes. Salam sobat pembaca dunia olahraga. Postingan kali ini akan membahas mengenai instrumen tes lain untuk mengukur tingkat VO2Max kita, yaitu Yo-Yo Intermittent Recovery Test. Sebelumnya pernah saya posting mengenai cara mengukur VO2Max dengan tes lari multi tahap atau disebut juga dengan Bleep Test. Tes ini disusun oleh Jens Bangsbo pada tahun 1994 di Copenhagen University yang merupakan pengembangan dari tes Bleep Test.
Pada dasarnya Yo-Yo Intermittent Recovery Test adalah cara untuk mengukur kemampuan tubuh kita dalam melakukan lari yang berulang-ulang diselingi oleh istirahat secara mengulangi selang berjalan dalam jangka waktu yang lama. Perbedaan antara tes ini dengan tes klasik Bleep Test adalah bukan hanya lari terus menerus dalam jarak yang ditentukan, kita mendapatkan jeda singkat antara setiap set balikan maka tes ini disebut 'Yo-Yo test'. Di ibaratkan ketika kita memainkan Yo-yo, ada jeda ketika Yo-yo tersebut ada di tangan kita kemudian di lemparkan ke bawah dan balik lagi ke tangan kita.
Yo-yo tes sebetulnya terdiri dari 2 macam, yang pertama adalah Yo-Yo Intermittent Recovery Test dan yang kedua adalah Yo-Yo Endurance Test. Tes Yo-yo yang pertama adalah untuk pemula dan tes yo-yo yang kedua untuk level lanjutan. Dua tes ini memiliki istirahat 10 detik setelah setiap 2 x 20m lari, dan yang terakhir hanya diberikan waktu 5 detik istirahat, sedikit lebih pendek dengan tes klasik Bleep Test.
Supaya tidak membingungkan dari dua Yo-yo tes ini, Test: Level 1 ("IR1") yaitu Yo-Yo Intermittent Recovery Test dan Level 2 ("IR2") Yo-Yo Endurance Test. Perbedaannya adalah pada Yo-Yo Endurance Test atau level 2 dimulai pada kecepatan 13 km / jam sedangkan pada Yo-Yo Intermittent Recovery Test atau level 1 dimulai pada 10 km / jam.
Tes Level 1 ("IR1") yaitu Yo-Yo Intermittent Recovery Test menentukan kemampuan individu untuk pulih dari aktifitas yang berulang-ulang saat menguji sistem aerobiknya ke level maksimal. Level 2 ("IR2") Yo-Yo Endurance Test memerlukan kontribusi yang tinggi dari sistem anaerobik sehingga merupakan ukuran yang berbeda dari kebugaran.
Tes Level 1 ("IR1") yaitu Yo-Yo Intermittent Recovery Test menentukan kemampuan individu untuk pulih dari aktifitas yang berulang-ulang saat menguji sistem aerobiknya ke level maksimal. Level 2 ("IR2") Yo-Yo Endurance Test memerlukan kontribusi yang tinggi dari sistem anaerobik sehingga merupakan ukuran yang berbeda dari kebugaran.
Untuk lebih jelasnya mengenai cara pelaksanaan tes VO2max menggunakan Yo-Yo Intermittent Recovery Test. Simak penjelasan mengenai prosedur pelaksanaan tes.
Prosedur Pelaksanaan Yo-Yo Intermittent Recovery Test
Tes ini dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana: track audio yang bisa di download di link ini Audio Yo-Yo Intermittent Recovery Test dan tiga kun penanda yang disimpan di 0m atau titik awal, 5m titik start untuk sprint dan 25m titik ujung untuk segera berputar arah balik lagi ke titik start, seperti gambar di bawah ini:
Sumber gambar dari : www.5-a-side.com
Tujuan tes : Untuk mengukur VO2Max dan mengevaluasi kemampuan individu untuk melakukan aktifitas berulang kali dengan adanya jeda interval dalam jangka waktu lama, terutama untuk atlet cabang olahraga tenis, bola tangan, basket dan sepak bola atau olahraga yang memiliki karakter yang sama.
Alat yang dibutuhkan : Kun penanda, Audio Yo-Yo Intermittent Recovery Test, Area yang tidak licin.
Pelaksanaan Tes : Sampel berada pada kun penanda 5m (B), peserta mulai berlari ke kun penanda 20m (C) sesuai dengan bunyi BIP dari audio Yo-yo intermittent recovery test. Setelah mencapai kun penanda (C) dan mendengar 'bip', peserta berbalik dan kembali ke titik awal (B) sebelum 'bip' berikutnya.
Setelah mencapai (B), sampel melakukan 'istirahat aktif' selama 10 detik untuk berjalan atau jogging ke kun penanda (A) dan kembali ke penanda (B), kemudian siap lagi untuk melakukan balikan 2x20m berikutnya ketika mendengar suara 'bip' lagi. Ketika sampel tidak dapat kembali ke kun penanda (B) dalam waktu yang dialokasikan mereka menerima peringatan. Pada saat balikan berikutnya melakukan hal yang sama maka sampel tersebut diberhentikan dan dicatat pada balikan ke berapa sampel tersebut gagal.
Setelah mencapai (B), sampel melakukan 'istirahat aktif' selama 10 detik untuk berjalan atau jogging ke kun penanda (A) dan kembali ke penanda (B), kemudian siap lagi untuk melakukan balikan 2x20m berikutnya ketika mendengar suara 'bip' lagi. Ketika sampel tidak dapat kembali ke kun penanda (B) dalam waktu yang dialokasikan mereka menerima peringatan. Pada saat balikan berikutnya melakukan hal yang sama maka sampel tersebut diberhentikan dan dicatat pada balikan ke berapa sampel tersebut gagal.
Skor : Skor sampel adalah total jarak yang dijumlahkan dari berapa balikan dia mampu melakukan sampai ke balikan sebelum gagal. Yo-Yo Intermittent Recovery Test biasanya memakan waktu antara 6-20 menit dan Yo-Yo Endurance Test antara 2-10 menit. Untuk memperkirakan VO2max (ml / menit / kg) dari hasil Yo-Yo Intermittent Recovery Test maka digunakan rumus di bawah ini (Bangsbo et al 2008.) :
Yo-Yo Intermittent Recovery Test :VO2max (mL/min/kg) = Jarak (m) × 0.0084 + 36.4
Untuk lebih mempermudah melihat kadar VO2Max bisa dilihat dari gambar tabel di bawah ini :
Klik untuk memperbesar gambar
Dalam tabel di atas sudah disertakan beserta nilai VO2Max. Sehingga kita tinggal menyesuaikan dengan balikan yang berhasil ditempuh oleh sampel.
Original description of the test: Fitness Training in Football, a scientific approach - by Jens Bangsbo, publisher August Krogh Institute - Copenhagen University (December 1994).
Krustrup, P., Mohr, M., Amstrup, T., Rysgaard, T., Johansen, J., Steensberg, A., Redersen, P, K., Bangsbo, J. (2003) The Yo-Yo Intermittent Recovery Test: Physiological Response, Reliability, and Validity. Medicine & Science in Sports & Exercise. 35(4), 697-705. This study found that the Yo-Yo Intermittent Recovery Test "had a high reproducibility and sensitivity, allowing for detailed analysis of the physical capacity of athletes in intermittent sports. Specifically, the Yo-Yo intermittent recovery test was a valid measure of fitness performance in soccer. During the test, the aerobic loading approached maximal values, and the anaerobic energy system was highly taxed. Additionally, the study suggests that fatigue during intense intermittent short-term exercise was unrelated to muscle CP, lactate, pH, and glycogen."
Krustrup P, Mohr M, Nybo L, Jensen JM, Nielsen JJ, Bngsbo J. (2006) The Yo-Yo IR2 test: physiological response, reliability, and application to elite soccer. Medicine & Science in Sports & Exercise. Sep;38(9):1666-73. This study concluded that the "Yo-Yo IR2 test is reproducible and can be used to evaluate an athlete's ability to perform intense intermittent exercise with a high rate of aerobic and anaerobic energy turnover. Specifically, the Yo-Yo IR2 test was shown to be a sensitive tool to differentiate between intermittent exercise performance of soccer players in different seasonal periods and at different competitive levels and playing positions."
Thomas, A., Dawson, B. & Goodman, C. (2006). The yo-yo test: reliability and association with a 20-m shuttle run and VO2max. International Journal of Sports Physiology and Performance, 2, 137-149.
Jens Bangsbo, F. Marcello Iaia and Peter Krustrup, (2008) The Yo-Yo Intermittent Recovery Test: A Useful Tool for Evaluation of Physical Performance in Intermittent Sports, Sports Medicine 2008; 38 (1): 37-51.
Post a Comment