Prinsip Penguatan Otot dalam Latihan
Prinsip Penguatan Otot dalam Latihan. Semua otot tubuh secara terus menerus dibentuk kembali untuk menyesuaikan fungsi-fungsi yang dibutuhkan mereka. Diameternya diubah, panjangnya diubah, kekuatannya diubah, suplai pembuluh darahnya diubah, dan bahkan tipe serabut ototnya diubah setidaknya hanya sedikit. Proses pengubahan bentuk ini seringkali cepat, dalam waktu beberapa minggu
Bagaimana kontraksi yang sangat kuat ini dapat menimbulkan hipertrofi masih belum diketahui. Namun, telah diketahui bahwa selama terjadi hipertrofi, sintesis protein kontraktil otot berlangsung lebih cepat, sehingga juga menghasilkan jumlah filamen aktin dan myosin yang bertambah banyak secara progresif di dalam myofibril, yang seringkali meningkat sampai 50 persen.
Peningkatan Massa Otot dalam Latihan
Bila massa suatu otot meningkat, peristiwa ini disebut hipertrofi otot. Bila massanya menurun, proses ini disebut atrofi otot. Sebenarnya, semua hipertrofi otot adalah akibat dari suatu peningkatan jumlah filament aktin dan myosin dalam setiap serabut otot, menyebabkan pembesaran masing-masing serabut otot. Hipertrofi yang sangat luas dapat terjadi bila otot-otot diberikan beban selama proses kontraksi. untuk menghasilkan hipertrofi hampir maksimum dalam waktu 4 minggu sampai 8 minggu, hanya dibutuhkan sedikit kontraksi kuat setiap harinya.Bagaimana kontraksi yang sangat kuat ini dapat menimbulkan hipertrofi masih belum diketahui. Namun, telah diketahui bahwa selama terjadi hipertrofi, sintesis protein kontraktil otot berlangsung lebih cepat, sehingga juga menghasilkan jumlah filamen aktin dan myosin yang bertambah banyak secara progresif di dalam myofibril, yang seringkali meningkat sampai 50 persen.
Telah diamati bahwa beberapa myofibril itu sendiri akan memecah di dalam otot yang mengalami hipertrofi untuk membentuk myofibril yang baru. Bersama dengan peningkatan ukuran myofibril, system enzim yang menyediakan energi juga bertambah. Hal ini terutama terjadi pada enzim-enzim yang dipakai untuk glikolisis, yang memungkinkan terjadinya penyediaan energy yang cepat selama kontraksi otot yang kuat dan singkat.
Bila suatu otot tidak digunakan selama berminggu-minggu, kecepatan penghancuran protein kontraktil akan berlangsung lebih cepat daripada kecepatan penggantiannya. Karena itu terjadi atrofi otot (Glass, 2003).
Bila otot direnggangkan hingga panjangnya melebihi normal, dapat terjadi jenis hipertrofi yang lain. Peristiwa ini menyebabkan bertambahnya sarkomer-sarkomer baru pada ujung-ujung serabut otot, tempat otot melekat pada tendon.
Bahkan, sarkomer-sarkomer yang baru ini dapat ditambahkan dengan kecepatan beberapa sarkomer permenit pada otot yang baru berkembang, yang melukiskan kecepatan jenis hipertrofi ini. Sebaliknya, bila suatu otot secara teru menerus tetap memendek hingga kurang dari panjang normalnya, sarkomer-sarkomer pada ujung-ujung serabut otot dapat benar-benar menghilang. Melalui proses inilah otot secara kontinu dibentuk kembali untuk mencapai panjang yang sesuai bagi kontraksi otot tertentu (Guyton, 2006).
Itulah artikel mengenai prinsip penguatan otot dalam latihan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dunia olahraga dan menambah wawasan kita terutama dalam masalah penguatan otot dalam latihan. Terima Kasih.
Post a Comment