Ciri-Ciri Pelatih Modern Yang Berpikir Ilmiah
Ciri-Ciri Pelatih Modern Yang Berpikir Ilmiah. Salam sobat pembaca dunia olahraga. Postingan kali ini akan membahas mengenai karakteristik atau ciri dari seorang pelatih ilmiah atau pelatih modern.
Kemampuan menerima ide-ide baru
Satu ciri penting dari pelatih yang berhasil adalah mau mempertimbangkan ide-ide baru. Ilmu pengetahuan berkembang secara dinamis dan sangat cepat sekali. Oleh sebab itu, para pelatih yang menutup pikirannya mengenai informasi baru akan ketinggalan jaman dari segi metode melatihnya dalam waktu yang sangat singkat sekali.
Pelatih yang memiliki pola pikir ilmiah akan aktif untuk mencari informasi baru dan berusaha keras untuk mengubah cara melatihnya sesuai dengan perkembangan pengetahuan. Pelatih ilmiah atau modern seharusnya menghindari penggunaan pendekataan yang statis dan tradisional dalam kerjanya. Mereka yang begitu saja menerima teknik tradisional dan yang menolak konsep-konsep baru tidak mungkin akan sukses dalam melatih.
Mencari jawaban-jawaban ajaib
Kadang-kadang dalam dunia ilmu, seorang peneliti secara tidak sengaja menemukan suatu kenyataan yang mengubah secara cepat suatu bidang profesi. Namun, kejadian seperti itu sangatlah langka. Ciri khusus yang lebih umum ialah, pengetahuan ilmiah dikembangkan melalui serangkaian pengamatan dan eksperimen yang bertahap dan logis.
Sebagian besar hadiah Nobel dalam ilmu pengetahuan yang diserahkan, telah dimenangkan oleh orang-orang yang karyanya dibangun secara meyakinkan, dan sekaligus logis atas karya para pendahulunya. Hanya sedikit sekali penemuan yang benar-benar revolusioner dalam ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, pelatih ilmiah seharusnya merasa ragu mengenai adanya pernyataan praktek atau pengetahuan baru akan benar-benar merombak kegiatan olahraga tertentu dari berbagai macam aspek kepelatihan. Saran tersebut bertolak belakang sebenarnya dengan saran sebelumnya yang mengharuskan pelatih ilmiah menerima ide-ide baru dengan baik.
Sebagian besar hadiah Nobel dalam ilmu pengetahuan yang diserahkan, telah dimenangkan oleh orang-orang yang karyanya dibangun secara meyakinkan, dan sekaligus logis atas karya para pendahulunya. Hanya sedikit sekali penemuan yang benar-benar revolusioner dalam ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, pelatih ilmiah seharusnya merasa ragu mengenai adanya pernyataan praktek atau pengetahuan baru akan benar-benar merombak kegiatan olahraga tertentu dari berbagai macam aspek kepelatihan. Saran tersebut bertolak belakang sebenarnya dengan saran sebelumnya yang mengharuskan pelatih ilmiah menerima ide-ide baru dengan baik.
Dengan adanya dua saran tersebut sebaiknya para pelatih yang berpola pikir ilmiah haruslah memiliki keterbukaan mengenai informasi baru dalam dunia pengetahuan, tetapi harus hati-hati untuk mengevaluasi informasi baru tersebut sebelum digunakan dalam metode melatihnya. Secara khusus, seorang pelatih seharusnya mengevaluasi terlebih dahulu pengetahuan baru yang muncul, mulai dari kualifikasi pendidikan penelitinya, relevansi materi dan lain sebagainya.
Evaluasi terhadap teknik baru
Walaupun jumlah penelitian dalam ilmu keolahragaan telah berkembang cepat dalam tahun-tahun terakhir, ilmuwan olahraga tidak akan pernah menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus olahraga yang jumlahnya banyak sekali dan bermunculan dalam pelatihan. Misalnya, Pelatih tenis SMA, setelah mengamati bahwa beberapa pemain tenis profesional menggunakan pukulan backhand dengan kedua tangannya, mungkin terus berpikir apakah pendekatan ini bisa secara optimal dipakai oleh kebenyakan pemain. Dalam mencari jawaban atas pertanyaan ini, langkah pertama yang cocok barangkali menentukan apakah pernah ada penelitian ilmiah yang terkendali mengenai topik ini.
Dapat saja seseorang menemukan data penelitian semacam itu dengan berkonsultasi pada pengajar profesional yang disegani dengan membuka majalah tenis untuk mencari rujukan mengenai penelitian tersebut. Seringkali, penelitian semacam itu akan sia-sia, karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sangat spesifik sehingga belum pernah ada ilmuwan yang langsung meneliti masalahnya.
Tiadanya pemecahan yang pasti berdasarka penelitian atas keadaan seperti itu menyebabkan pelatih mungkin terpaksa mengevaluasi sendiri teknik baru tersebut. Kalau biasanya tidak praktis bagi pelatih untuk melakukan penelitian ilmiah secara sangat teliti, namun sebaliknya metode ilmiah digunakan untuk menganalisis dan memecahkan (setidaknya secara tentatif) masalah kepelatihan sehari-hari. Misalnya, barangkali langkah pertama menjawab pertanyaan berikut : Apakah ide baru tersebut cocok dengan prinsip-prinsip dasar yang umum terdapat pada bidang ilmiah yang berhubungan? dengan melanjutkan dari contoh pukulan backhand tenis, pelatih mungkin bertanya : Apakah pukulan dua tangan itu cocok dengan prinsip-prinsip umum dalam belajar keterampilan gerak motorik dan biomekanik? Apabila jawaban atas pertanyaan ini "tidak", maka konsepnya mungkin tidak perlu memperoleh perhatian lebih lanjut. Namun, apabila pertanyaan itu terjawab dengan "ya", maka harus ada pertimbangan lebih lanjut. Sebaiknya ditekankan di sini bahwa pertanyaan sebelumnya hanya dapat dijawab oleh pelatih yang mempunyai pemahaman dasar-dasar mengenai ilmu olahraga.
Jika kita berasumsi bahwa pukulan backhand dengan dua tangan tersebut jelas-jelas bagus secara biomekanis dan dapat dipelajari oleh para pemain tenis muda, maka langkah berikutnya mengadakan eksperiman (percobaan). Pelatih bisa secara acak memberikan instruksi pada beberapa anggota tim untuk mempelajari serta menggunakan pukulan dengan dua tangan.
Selama eksperimen, pelatih secara sistematis akan mengamati para pemain dalam usaha menjawab pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya seperti : Dapatkah para pemain menguasai teknik baru dalam jangka waktu tertentu? Seberapa efektifkah pukulan tersebut dalam ketepatan dan kekuatannya? Apakah mempelajari pukulan baru itu memliki pengaruh positif dan negatif pada aspek permainan lain? Apakah pengaruh pukulan baru tersebut konsisten di antara semua pemain atau apakah pukulan tersebut paling cocok pada tipe/jenis pemain tertentu?.
Dalam mengamati dan menyimpulkan pelatih harus berusaha sekeras mungkin untuk tetap bersikap objektif. Berdasarkan pada kesimpulan "penelitian" ini. Pelatih memiliki hipotesis untuk memutuskan apakah akan memberi rekomendasi atau tidak penggunaan pukulan backhan dengan dua tangan kepada sebagian, semua atau tidak dilakukan sama sekali oleh pemainnya.
Pendekatan untuk memecahkan masalah kepelatihan yang sesungguhnya ini bukan merupakan "riset" dalam arti yang sebenarnya, dan tidak akan pernah menghasilkan pengetahuan yang layak dihargai secara ilmiah. Sudah barang tentu "penelitian" yang digambarkan tersebut memuat banyak kekurangan dalam desainnya (misalnya, tidak adanya kelompok kontrol, subjek yang sedikit, tidak adanya prosedur pengumpulan data yang benar). Namun, proses semacam itu dasarnya metode ilmiah dan merupakan cara yang berguna dan dapat diterima oleh pelatih untuk menjawab beberapa pertanyaan praktis.
Nah itulah sebagian besar gambaran mengenai ciri dari seorang pelatih modern yang mempunyai pola pikir ilmiah, untuk menunjang metode pelatihannya. Semoga bermanfaat bagi para pembaca dunia olahraga. Terima Kasih.
Dalam mengamati dan menyimpulkan pelatih harus berusaha sekeras mungkin untuk tetap bersikap objektif. Berdasarkan pada kesimpulan "penelitian" ini. Pelatih memiliki hipotesis untuk memutuskan apakah akan memberi rekomendasi atau tidak penggunaan pukulan backhan dengan dua tangan kepada sebagian, semua atau tidak dilakukan sama sekali oleh pemainnya.
Pendekatan untuk memecahkan masalah kepelatihan yang sesungguhnya ini bukan merupakan "riset" dalam arti yang sebenarnya, dan tidak akan pernah menghasilkan pengetahuan yang layak dihargai secara ilmiah. Sudah barang tentu "penelitian" yang digambarkan tersebut memuat banyak kekurangan dalam desainnya (misalnya, tidak adanya kelompok kontrol, subjek yang sedikit, tidak adanya prosedur pengumpulan data yang benar). Namun, proses semacam itu dasarnya metode ilmiah dan merupakan cara yang berguna dan dapat diterima oleh pelatih untuk menjawab beberapa pertanyaan praktis.
Nah itulah sebagian besar gambaran mengenai ciri dari seorang pelatih modern yang mempunyai pola pikir ilmiah, untuk menunjang metode pelatihannya. Semoga bermanfaat bagi para pembaca dunia olahraga. Terima Kasih.
Post a Comment