Latihan Fisik Untuk Usia Lanjut (Lansia)
Salam sobat Dunia Olahraga. Postingan kali ini akan membahas mengenai latihan fisik (olahraga) untuk usia lanjut atau lansia. Banyak sekali kasus beberapa orang tua kita yang meninggal akibat melakukan olahraga. Lantas apakah olahraganya yang kita salahkan? ataukah cara pelaksanaannya yang kurang tepat?.
Perlu diingat bahwa semakin bertambah usia kita maka kualitas kemampuan fisik akan menurun, tapi banyak sekali para penggiat olahraga yang sudah masuk ke usia lanjut melakukan olahraga dengan dosis di atas ambang rangsangnya (kemampuannya) sehingga efeknya akan terjadi kerusakan pada bagian tubuh kita terutama jantung. Seperti hal nya motor yang memiliki kapasitas 125 cc terus dipaksakan dalam kecepatan maksimal dan beradu kecepatan dengan motor tiger yang kapasitasnya lebih besar yaitu 200 cc, maka motor yang memiliki kemampuan 125 cc akan cepat rusak karena dipaksa terus-terusan berada pada kemampuan maksimal sedangkan tiger mungkin hanya 3/4 saja dari kemampuan maksimalnya untuk mengimbangi kecepatan motor yang 125 cc.
Dari studi yang dilakukan oleh Wallace dalam Pate dkk (1993) dilaporkan bahwa latihan fisik yang dilakukan sejak usia muda dan dipertahankan dengan baik akan memberikan kontribusi positif pada sistem tubuh sampai usia tua dan lansia. Kelompok ini akan menunjukkan derajat kesehatan yang lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok umur yang sama tetapi tidak terbina fisiknya melalui kegiatan latihan fisik. Walaupun demikian pada usia tua dan lansia, latihan fisik lebih ditujukan untuk pemeliharaan kualitas sistem tubuh utamanya kelentukan, kekuatan, daya tahan otot, dan yang paling utama kualitas daya tahan kardiorespirasi.
Oleh karena itu, bentuk latihan fisiknya diatur sedemikian rupa dan harus menghindari pembebanan dosis yang maksimal karena pada usia tua dan lansia sangat rentan terhadap cedera sistem muskuloskeletal. Hal ini disadari bahwa kualitas elastisitas otot, ligament dan tendon sudah jauh menurun, sehingga cedera otot sangat dimungkinkan. Sementara itu pada tulang sudah mulai terjadi pengurangan massa tulang menuju fase keropos tulang, sehingga cedera stress fraktur dan fraktur menjadi hal yang sangat ditakutkan oleh kelompok usia tua dan lansia ini.
Panduan latihan fisik pada kelompok usia lanjut (lansia)
- Dosis latihan fisik berada pada rentang dosis rendah sampai dosis sub-maksimal, frekuensi 3 kali seminggu dengan waktu tempuh maksimal 1 jam.
- Latihan fisik tidak dilakukan dengan gerakan-gerakan yang eksplosif (mendadak kuat dan cepat) karena rawan terhadap cedera.
- Latihan fisik tidak dilakukan pada saat cuaca panas atau terlalu dingin.
- Kegiatan fisik yang dapat dilakukan adalah : jalan cepat, jogging, bersepeda, senam kebugaran jasmani, dan berenang.
- Membiasakan cukup air (mencegah dehidrasi) dan gula sederhana untuk mencegah terjadinya hipoglikemia.
Nah jadi bagi para sobat Dunia Olahraga yang mempunyai orang tua masih aktif berolahraga mohon diingatkan mengenai kemampuan tubuhnya terhadap dosis aktifitas fisik yang dilakukan. Sehingga para usia lanjut (lansia) bisa berolahraga dengan selamat dan bisa memberikan efek positif bagi peningkatan dan penjagaan kebugaran jasmani di usia lanjut.
Sekian postingan kali ini, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Post a Comment